di manapun lengkung hati terpaut dan membentuk sudut, sebaiknya tersambut agar tak susut
bagaiamanapun gunung didaki oleh kaki, selalu menjadi kabut di pagi yang sepi
orang bilang matahari tinggi, padahal sejajar dengan bumi yang kita kelilingi sendiri
kemanapun arah pandang diri dicari, akan bercerai-berai semua tali tanpa simpul mati
hari ini bunga-gugur tanpa pernah bertanya, apa sebaiknya tak terbuka mahkota menyambut terik?
setiap diri ditanya, apa yang selama ini kau cari?
setetes hujan takkan jadi nyawa, sehelai sayap terhempas angin-jemari menulis apa?
ini garis tanya_yang terlunta-terluka_ini batas maya_yang hidup-boleh tertawa
setelah garis ini usai dibaca, biar mati saja yang selesai membaca
dan bagi yang masih terus membaca hidup dengan kedelapan mata yang selalu terbuka-selama apa pun yang telah ditakdirkan untuknya. sedikitnya manusia yang membaca mungkin membuat yang Maha Tau iba-karena firmannya belum semuanya terbaca.
semoga kita semua punya cukup kejujuran untuk dituliskan
semoga setiap rindu dapat disampaikan
semoga kebaikan ilmu jadi tersebarkan ke penjuru
semoga keteladanan utama terus terjaga
sebaik-baik waktu adalah bersamamu
seindah-indah hiasan adalah menyebut namamu
dan diantara itu, aku ingin berbaring
oleh Didit Sukmana pada 14 November 2011 jam 0:47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar