Minggu, 01 April 2012

Aksi BBM: Bukan Sekedar Unjuk Rasa Mahasiswa

Nuraniku-Jakarta, Aksi hari ini merupakan puncak dari aksi-aksi mahasiswa BEM Seluruh Indonesia sejak isu kenaikan harga BBM muncul beberapa waktu lalu. DPR bergejolak, suara penolakan dan dukungan berubah seiring pergantian hari, hampir seluruh jalan ramai aksi, masyarakat indonesia resah, seluruhnya kini berharap pada keputusan bijak wakil-wakil rakyat yang kini duduk di kursi kehormatan.

Beberapa hari sebelumnya, reaksi baik dari mahasiswa maupun elemen masyarakat atas kenaikan harga BBM telah berlangsung. Sangat jelas bahwa yang mereka usung adalah ketidaksepakatan atas "kebijakan" kenaikan harga BBM yang akan diputuskan DPR. Mereka meminta agar pemerintah meninjau ulang kebijakan kenaikan harga BBM karna akan berimbas merugikan masyarakat terutama kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Aksi sudah terjadi semenjak rabu, 28/03, di depan istana negara, gedung DPR dan Bundaran HI, aksi memang berlangsung cukup bergejolak. Selanjutnya, mahasiswa yang tergabung dalam BEM SI yang mengkordinir aksi secara legal mengadakan demonstrasi secara damai di depan gedung DPR pada Kamis, 29/03, kemarin dan akan terselenggara kembali hari ini. Mereka mendapatkan izin resmi untuk melakukan aksi damai dan terbukti tidak ada bentrokan fisik yang mencederai siapapun.

Memang sangat disayangkan bentrokan fisik yang terjadi tadi malam di depan kampus YAI, Salemba. Aksi tersebut terlepas dari kordinir Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan dapat dikatakan ilegal. Namun hal ini dinilai sebagai kemarahan masyarakat umum dan reaksinya terhadap kebijakan yang tidak berpihak pada mereka.

"Ketidakberpihakan SBY terhadap rakyat telah memunculkan kemarahan masa yang merasa dizolimi, tidak akan ada anarkisme apabila SBY mau peduli dan cinta terhadap rakyatnya" ungkap Roby TW, ketua BEM UNJ.

Kericuhan yang terjadi tadi malam disinyalir merupakan ulah penyusup yang tidak bertanggungjawab yang telah memprovokasi mahasiswa dan polisi di tempat kejadian. Akibatnya, masyarakat resah akan perjuangan aspirasi yang diusung mahasiswa. Padahal sejatinya, aksi mahasiswa sejak dulu adalah benar-benar rela untuk membela masyarakat, bukan untuk mencari keributan atau sekadar mencari perhatian media.

"Kami aksi di bawah kordinir BEM SI dan BEM universitas, tidak pernah sekalipun diarahkan untuk membuat kerusuhan apalagi merusak atau menjarah fasilitas umum" ungkap salah seorang aktivis. Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak terhasut oleh isu media yang mengatakan bahwa pembuat kerusuhan dan bentrokan adalah dari pihak mahasiswa.

"Pemerintah dengan alat media bisa membentuk citra negatif mahasiswa secara keseluruhan di mata rakyat. Tujuannya agar mahasiswa tidak dipercaya oleh rakyat indonesia. Image mahasiswa hanya bisa anarkis saja. Tujuan akhirnya adalah melemahkan gerakan mahasiswa intelektual yang memperjuangkan aspirasi rakyat dengan damai" papar Pak Ubaidillah, dosen FIP UNJ dan ahli ilmu politik.

Oleh karena itu, kita semua diharapkan bisa cerdas memilah dan mendengar informasi yang dapat kita percaya. Jangan terburu-buru menjustifikasi apabila belum dengar jelas informasi yang valid dan terpercaya.

Keputusan kenaikan harga BBM tetap domain pemerintah. DPR yang mengawasi kebijakan pemerintah diharapkan dapat dengan bijak menyuarakan aspirasi masyarakat yang sejauh ini telah dibawa para mahasiswa dan beberapa elemen masyarakat.(AES)

Tidak ada komentar: