Rabu, 28/3. Aksi kali ini merupakan aksi lanjutan dari aksi membela rakyat kecil oleh BEM SI (Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia).
Di tengah maraknya kenaikan harga pokok minyak dunia, Indonesia sebagai penghasil dan pengekspor minyak di dunia turut mengambil kebijakan untuk menaikkal harga BBM bersubsidi. Tak tanggung-tanggung, menaikkan hingga 30% dari harga asal.
Mungkin bagi pembuat kebijakan,harga itu tak seberapa, namun bagi rakyat kecil seperti nelayan, buruh, dan petani akan merasa berat sekali, karna akan diikuti dengan melambungnya harga bahan pokok lainnya. Hal paling kontroversi ialah adanya BLT dengan logika ''kenaikan BBM akan menaikkan kesejahteraan Rakyat''. Kami sepakat, tak ada alasan logis untuk kebijakan ini !!
Keanehan ini yang membuat geram kaum intelek Indonesia, mereka mengkaji kenehan itu dan menolak secara tegas kenaikkan BBM bersubsidi! Hari dan pekan dilalui dengan kajian BBM hingga akhirnya jalan diramaikan dengan rangkaian aksi seluruh penjuru tanah air. Perwakilan BEM SI dihadiri oleh lembaga eksekutif jakarta yaitu UNJ, PNJ, Esa Unggul. Dari bogor dan Depok pun IPB dan STEI SEBI masih tetap merelakan perjalan ke Jakarta. Bandung tak mau ketinggalan, UNPAD, UPI dan STT Tekstil turut berjuang. Kerusuhan yang diberitakan di Istana Negara tak melunturkan semangat juang mereka tuk menyuarakan penolakan.
Aksi damai BEM SI yang terpusat di depan gerbang MPR/DPR RI kali ini memiliki agenda yang cukup unik. Aksi dimulai dengan acara seremonial pembukaan seperti biasa, diikuti rangkaian unik lainnya. Orasi dari tiap ketua lembaga eksekutif meramaikan dan menambah panas suasana aksi. Agenda dilanjutkan dengan aksi tetrikal ''Upacara Pengkhianatan SBY''. Teknis upacara ialah penurunan karikatur SBY dari tiang bendera buatan, dengan diiringi lagu sendu ''Darah Juang''.
Aksi berlanjut dengan arak-arakan tim border yang berlari kecil sambil berdendang ''iwah epe'', cukup unik. Aksi yang paling mencengangkan ialah aksi ''Memanjat Pagar DPR/DPR RI'', dengan diiringi lagu parodi ''Naik-naik BBM Naik''. Setiap relawan yang berhasil memanjat, mengibarkan panji-panji kebanggaan mereka yang mengatas namakan Rakyat Indonesia.
Memang lain sekali suasana Aksi saat ini, bentuk protes yang disajikan secara cerdas oleh kaum intelek yang tak terima dengan sikap pembuat kebijakan. Tak ada tindakan dari polisi yang mengawal menandakan bahwa aksi mahasiswa begitu dipercaya.
Mereka Mahasiswa, penerus peradaban.
Mereka kan tetap berjuang walau tak didengar.
Tak kan henti walau dihadang.
Karna mereka telah menikmati manisnya pejuangan.
Wahai pemilik kebijakan, ingat tugas kalian yang menjadi solusi, bukan penambah BEBAN.(ib)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar