Jumat, 25 Mei 2012

INTELEKTUAL MUDA, PEWARIS MASA DEPAN

Oleh: Nurainy Anggraeny

Banyak orang yang bilang sekarang adalah zaman edan. Karena begitu sering ditemukan orang-orang yang merasa benar melakukan berbagai hal, tapi tidak benar di mata Islam. Itulah salah satu penyebab hadirnya Islam, karena masih banyak terjadi kejahiliyahan. Hal itupun menyadarkan kita akan pentingnya pendidikan, terutama pendidikan ruhani yakni pendidikan Islam untuk memberikan Nur(cahaya) dalam kehidupan.
            Orang secerdas apapun, jika intensitas beribadah kepada Allah kurang, maka akan terasa kering hatinya dan akan terasa hambar kehidupannya. Jika hidup tak ada aturanpun, menyebabkan begitu besarnya tingkat kebebasan, maka hancur sajalah negara itu. Indonesia adalah Negara gemah ripah loh jinawe, negara yang paling kaya akan sumber daya alamnya. Tetapi jika para penggunanya semena-mena, maka takkan dapat dirasakan kebermanfaatan sumber daya alam tersebut. Bahkan bisa jadi, hanya akan menjadi pengguna sumber daya alam yang ada, tidak bisa merawat dan melestarikan. Generasi-generasi yang seperti itulah yang akan mudah diremehkan dan dicemooh orang. Oleh karena itu, perlu ada Character Building (Pembangunan Karakter) pada diri manusia. Dalam Islam, hal itu sangat penting. Karena akan menjadi pondasi atau dasar orang itu akan menjadi apa nantinya.
Begitu besar Allah memberikan nikmat kepada manusia dengan hal yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya, yakni akal. Manusia diminta untuk menjadi khalifah yang bisa memimpin di bumi ini. Manusiapun diberikan keleluasaan untuk lebih kreatif dalam mempergunakan segalanya yang ada di dunia. Sering kali mungkin kita dengar, “Kita adalah pemimpin untuk diri kita sendiri”. Orang yang sejak kecil dibiasakan hidup sederhana tentu akan berbeda dengan orang yang dibiasakan sejak kecil dengan kemewahan, apapun serba ada dan serba mudah. Orang yang terdidik dalam kesederhanaan tentunya akan menjadi orang yang mandiri, sehingga mudah bersaing dimasyarakat, sedangkan orang yang terdidik dengan berbagai kemewahan dan kekayaan orang tuanya akan membuat orang itu manja dan tidak terlalu berani untuk bersaing dimasyarakat sendiri tanpa orang tuanya.
            Begitu banyak pengaruh-pengaruh karakter seseorang, dan pengaruh yang pertama itu timbul dari keluarga. Kalau keluarga tersebut mendidiknya dengan dipenuhi kebebasan, maka orang itu akan sulit untuk mematuhi peraturan-peraturan yang ada dimasyarakat. Tetapi jika keluarganya mendidik orang itu untuk harus selalu disiplin, maka orang itu akan sangat menghargai waktu dan berusaha untuk mematuhi peraturan-peraturan yang ada. Tentunya kita tahu, pengaruh pendidikan karakter dalam keluarga adalah menjadi pendidikan dasar dalam diri kita.
            Rasulullah bersabda, “ Taqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada, dan ikutilah segera perbuatan jahat dengan kebaikan, karena ia akan menghapuskannya, dan bergaullah sesama manusia dengan budi pekerti yang baik”(HR.Tirmidzi). Karakter yang ada pada kita, akan terus melekat pada diri kita. Sabda Rasulullah di atas adalah tuntunan, petunjuk atas apa yang kita lakukan. Jika kita khilaf melakukan kejahatan, maka ikutilah dengan kebaikan karena kebaikan itu akan menghapus perbuatan jahat yang kita lakukan.
            Islam mengajarkan kita berbagai hal, mulai cara makan, minun, bahwa kita harus duduk karena ada sfringer yang dapat menyaring debu yang menempel pada makanan dan minuman yang kita konsumsi. Islampun mengajarkan kita untuk berpakaian yang baik, terutama muslimah hendaknya berhijab hingga menutupi dada dan tubuh agar tidak diganggu orang, tercantum dalam Al Qur’an Surat Al Ahzab:59. Kemudian dalam Al Qur’an surat An Nur: 30-31, Allah memerintahkan kepada muslim laki-laki dan perempuan untuk menundukkan pandangan, agar bisa menjaga hati dan pikiran kita, karena kalau hati dan pikiran kita tidak terjaga, rusaklah seluruh tubuh kita.
            Rasulullah SAW bersabda, “ Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau ia diam, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah menhormati tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah menghormati tamunya”(HR.Bukhari dan Muslim). Begitu banyak peringatan-peringatan Allah melalui Rasul-Nya, lisan adalah hal yang harus dijaga, namun kita sadari itu adalah hal yang paling sulit, maka Allah memberikan opsi lain untuk lebih baik diam dari pada berbicara yang tidak ada manfaatnya.
            Seorang bijak berkata, “ Amatilah pikiranmu, karena akan menjadi ucapanmu, amatilah ucapanmu karena akan menjadi tindakanmu, amatilah tindakanmu, karena akan menjadi kebisaaanmu, amatilah kebisaaanmu, karena akan menjadi karaktermu, amatilah karaktermu, karena akan menjadi nasibmu”. Berawal dari pikiran yang harus kita jaga dengan berpikir positif dalam setiap hal yang kita alami, jika Allah menguji, kita pasti berpikir bahwa akan ada banyak hikmah setelah itu. Kemudian berlanjut dengan ucapan yang kita utarakan, seperti penjelasan sebelumnya yang menyatakan berkata yang baik atau diam, karena ada hadist yang mengingatkan kita, Mu’adz bin Jabal berkata: “Wahai Rasulullah, apakah kami dihisab atas apa yang kami katakan?” Maka beliau bersabda: “Celakalah engkau, tidaklah kebanyakan manusia itu terjerumus ke neraka disebabkan oleh wajah-wajah mereka atau simpanan mereka melainkan lisan mereka”(HR.Imam Tirmidzi). Semua itu jelas sangat menyadarkan kita bahwa pentingnya menjaga lisan, karena banyak manusia yang masuk neraka hanya karena lisan. Setelah itu, ucapan akan menjadi tindakan. Tindakanlah yang kemudian akan menjadi karakter sebagai cerminan diri kita dimasyarakat. Masyarakat mengenal kita dari kebisaaan-kebisaaan yang kita lakukan.
Pengaruh selanjutnya adalah dari lingkungan, mulai dari lingkungan pergaulan dengan teman-teman, merekalah yang kemudian akan cukup besar juga mewarnai diri kita. Sering juga kita mendengar bahwa siapa yang bermain dengan tukang minyak wangi, maka dia akan ikut wangi. Kalau kita tidak kuat prinsip-prinsip dalam beragama, maka jika kita bergaul dengan teman-teman yang bisa membawa dampak tidak baik pada kita, kitapun akan menjadi tidak baik. Oleh karena itu, perlunya ada penguatan setiap pekan dalam lingkaran-lingkaran majlis ilmu. Mulai dari penguatan-penguatan ruhani dan berbagai ilmu pengetahuan yang bisa kita dapatkan dalam majlis ilmu tersebut, dan memang sudah seharusnya kita bisa menjaga prinsip-prinsip kita itu yakni bergaul tapi tidak melebur. Itulah yang akan membedakan kita dengan yang lainnya. Islampun merindukan karakter-karakter para pemuda intelektual pembangun bangsa yang juga bisa mencetak generasi-generasi yang lebih berkualitas untuk membuat kemajuan dan mensyiarkan Islam. Karena para pemuda bangsa adalah pewaris masa depan , maka dari itu harus dipersiapkan agar terarah dan terpimpin dalam menjalankan berbagai amanah yang diemban.

Tidak ada komentar: