Oleh: Muhamad Handar*
Yogyakarta- Selasa, 29 Januari
2013 pukul 21.00 WIB, mendapat informasi dari Putri Agustina sewaktu dia
mempublish di wall facebook mengenai pengumuman peserta
Heritage Camp 2013. Merealisasikan impian di tahun 2013. Suatu kebanggaan
tersendiri bagi penulis, bisa terpilih sebagai peserta Heritage Camp 2013 baik
mewakili dari daerah asal yakni, Bekasi, Jawa Barat sekaligus juga bisa
mewakili Universitas Negeri Jakarta di tingkat Nasional. Penulis ternyata tidak
sendiri sebagai peserta Heritage Camp 2013 terutama dari Universitas Negeri
Jakarta. Terdapat dua rekan lagi, yaitu Tedhy Vrihatnolo dari Fakultas Ilmu
Pendidikan Jurusan Teknologi Pendidikan dan Putri Agustina dari Fakultas
Ekonomi Jurusan Ekonomi Administrasi. Sedangkan penulis sendiri dari Fakultas
Ilmu Sosial Jurusan Ilmu Sosial Politik. Tidak mengira bisa terpilih bersama,
representasi dari UNJ.
Apa itu Heritage Camp 2013?
Heritage Camp
merupakan suatu wadah bernaung dalam ide konservasi budaya yang dimotori oleh
kaum pemuda-pemudi se-Indonesia yang memiliki passion di bidang sejarah, budaya dan aktif membangun lingkungan.
Terpilih ke-35 peserta dari 274 pendaftar yang masuk. Acara tersebut digagas
oleh mahasiswa UGM dan Lontara Project serta didukung atau disponsori oleh
American Council, Bina AntarBudaya, Kementrian Kebudayaan dan Pendidikan dan
lain sebagainya. Acara berlangsung dari tanggal 22-25 Februari 2013 di Pondok
Pemuda Ambarbinangun, Jogjakarta.
Dari berbagai peserta
yang terpilih, sungguh takjub dan excited
sekali bisa bergabung dalam suatu wadah yang memperjuangkan untuk mengkonversi
budaya masing-masing per wilayah guna melestarikan heritage (baca: pusaka) daerah asalnya sesuai dengan formulir
aplikasi yang diusulkan. Ide konservasi budaya lokalitas yang ingin penulis
lestarikan ialah Tari Topeng Bekasi Supri Kacrit. Upaya simpati tersebut
penulis peroleh ketika membaca majalah JurnalBekasi.com tertanggal November
2012 halaman 17 dalam rubrik Art Culture, dengan judul rubrik, “Tari Topeng
Bekasi Supri Kacrit Warisan Budaya Bekasi Tembus Lintas Negara”. Substansi dari
informasi tersebut ialah minimnya perhatian Pemerintah Daerah setempat dalam
bidang seni budaya Kota Bekasi, salah satunya Tari Topeng Bekasi Supri Kacrit yang
berlokasi di daerah Jatimulya, Tambun Selatan.
Heritage Camp 2013
pertama kali diinisiasi oleh Muhammad Ahlul Amri Buana, alumni YES dan Anggita
Paramesti sebagai Project Manager. Kegiatan ini baru pertama kali diadakan di
Indonesia. “Konsep acara sudah berlangsung lama sejak
Oktober 2012, dan suatu kebanggaan juga acara ini bisa terlaksana dengan
bantuan rekan-rekan panitia,” Ujar Anggita di
sela pembukaan Heritage Camp 2013.
Heritage Camp 2013
dihadiri pula dengan berbagai narasumber yang berkompeten di
bidangnya, diantaranya Daud
Tanudirdjo yang mengupas tentang Pusaka Indonesia: Definisi, Klasifikasi, dan Kebijakan; Sinta
Ridwan mengupas tentang Kekayaan
Manuskrip Indonesia; Suwarno
Wisetrotomo mengupas tentang Seni sebagai
Media untuk Merekam Tradisi Indonesia; dan Djaduk
Ferianto mengupas tentang Proses kreatif
Kua Etnika.
Sejumlah nama lainnya seperti Is Yuniarto, Garin
Nugroho, Laretna Adhisakti, Heddy
Shri Ahimsa Putra yang mengupas budaya Indonesia dari sisi berbeda seperti memperkenalkan sejarah melalui film dan mengenalkan tokoh wayang
melalui komik.
Selain itu, dari
berbagai teori yang sudah dipaparkan mengenai hal ikhwal budaya Indonesia,
untuk menambah rasa keingintahuan dan mengeksplor wawasan budaya Indonesia
melakukan observasi ke Omah UGM dan Candi Ijo. Kemudian, dilanjutkan pula sesi action plan dari masing-masing wilayah
untuk mengemukakan solusi ide konservasi dari representasi wilayahnya. Serta,
diakhiri Cultural Night dari peserta
Heritage Camp dengan mengenakan pakaian daerah masing-masing. Melakukan suatu
pertunjukan ‘Opera Cultural Night: Rama dan Sinta’, dihadiri dengan berbagai
tamu undangan, mahasiswa, dan VOA Indonesia.
Dengan demikian,
Heritage Camp 2013 usai, namun masih terdapat tanggung jawab moral yaitu
merealisasikan ide konservasi sesuai action
plan yang dipaparkan berdasarkan lokalitas masing-masing daerah dan bertemu
kembali dalam suatu forum akbar melalui sosial media atas upaya yang telah
dilakukan sekaligus memperingati World
Heritage Day pada tanggal 18 April 2013.
Untuk informasi lebih
lanjut:
(*) Penulis adalah
mahasiswa Jurusan Ilmu Sosial Politik Prodi PPKn Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar