Selasa, 02 April 2013

DREAM BOOK; MIMPI DAN PETA KEHIDUPAN




Sebagian besar di antara kita pasti pernah ada di posisi kebingungan menentukan kemana arah kita akan melangkah. Kaki ini seperti terkunci atau tak menemukan arah yang pasti kemana akan melaju, meneruskan hidup bersama waktu yang tak pernah berhenti berputar.

Adakah di antara kita yang menanyakan pada diri sendiri, apakah gerangan yang menyebabkan kita kebingungan dalam menentukan arah kehidupan? Satu-satunya jawaban dari pertanyaan ini adalah kurangnya kesiapan untuk menyongsong masa depan.

“Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka sendiri yang mengubahnya. (QS. Ar-Ra’du: 11)
Kekurangsiapan mengongsong masa depan, masih dapat dilakukan sejak sekarang. Kita bisa mengubah jalan hidup dan masa depan kita jika kita mengusahakannya. Bagaimanakah cara?

Hidup ini sama dengan sebuah pertunjukan. Seyogyanya sebuah acara atau pertunjukan, semuanya harus disiapkan dari jauh-jauh hari bahkan beberapa bulan sebelum hari pelaksanaan. Sama seperti acara yang akan kita jalankan, hidup yang hanya satu kali ini juga perlu dipersiapkan. Jika peta pelaksanaan acara tertuang dalam sebuah proposal acara, maka proposal kehidupan kita adalah dream book, buku mimpi atau peta kehidupan.

Mengapa Peta Kehidupan?

Sejatinya, hidup adalah sebuah perjalanan jauh menuju kebahagian hakiki, surga yang diridhoi-Nya. Selayaknya perjalanan jauh, kita butuh bekal dan persiapan selama perjalanan agar tidak tersesat atau gugur di tengah jalan. Salah satu persiapan perjalanan hidup ini adalah peta kehidupan, sebuah peta yang menggiring kita dari satu langkah kesuksesan ke kesuksesan lainnya hingga tujuan akhir kita benar-benar tercapai.

Peta kehidupan membantu kita menjejaki kehidupan ini sesuai dengan kapabilitas dan probabilitas yang kita punya. Sebelum membuat peta kehidupan ini ada syarat mutlak yang harus kita lakukan, yakni mengenali diri sendiri.

Who am I?

Siapa dirimu hanya kamu yang tahu. Tapi kta semua harus tahu bahwa setiap diri kita adalah istimewa. Jamil Azzaini dalam bukunya yang berjudul “Tuhan, inilah Proposal Hidupku” menyebut diri kita dengan ungkapan “We are the masterpice in this life. We are unvalueble!” Begitulah penulis sekaligus motivator ini menilai bahwa setiap manusia tidak ternilai harganya dan setiap kehidupan manusia sangatlah berharga. Dengan demikian, nilailah diri kita dari sisi positif.

Susunlah dalam secarik kertas sisi negatif dan positif diri kita. Pelajari semua itu, lalu optimalkan energi positif yang kita punya dan jadikan energi negatif kita sebagai peluang untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Let’s Rise Your Dream on Your Life Map!

Inilah saatnya menuangkan mimpi kita dalam peta kehidupan! Setelah mengenali diri kita, sekaranglah saatnya menuangkan segala mimpi dalam peta kehidupan.

Mulailah dengan membuat pencapaian terbesar dalam kehidupan kita. Jadikan pencapaian terbesar itu sebagai akhir dari perjalanan hidup kita. Selayaknya  sebuah peta, sekarang saatnya kita membuat jalur dan arah kemana saja kita akan melangkah selama menuju pencapaian terbesar tersebut.

Jangan sesatkan diri kita dengan peta yang kita buat sendiri! Oleh karena itu, buatlah peta kehidupan dengan sespesifik mungkin, sedetail mungkin, dan jika perlu buatlah visualisasi dalam peta kehidupan kita, misalnya dalam bentuk gambar.

Usaha mengubah masa depan tidak berhenti sampai pada membuat peta kehidupan atau proposal kehidupan. Masih ada serangkaian hal yang harus kita lakukan. Seperti yang ditulis A. Fuadi dalam Ranah 3 Warna, “Hikayat hidup sejatinya adalah melebihkan usaha, bersabar, dan doa.”

Menuliskan peta kehidupan adalah salah satu bentu usaha, sedangkan melebihkan usaha dengan terus berikhtiyar dan memaksimalkan kemampuan adalah syarat mutlak yang harus dilakukan demi terlaksananya perjalanan hidup yang sesuai dengan peta kehidupan.

Selanjutnya, bersabar dan doa adalah bagian dari dari segenap ketawakalan diri pada Allah. Terakhir, hal terpenting adalah tetap mensyukuri keberhasilan di setiap pencapaian kita. So, why you still read. Let’s do it, right now! (nir)

Tidak ada komentar: