Selasa, 02 April 2013

Mereka-Reka Mimpi Menuju Realisasi yang Rabbani



Kehormatan seseorang tergantung pada derajat cita-citanya. Cita-cita yang luhur menumbuhkan obsesi yang tinggi, obsesi yang tinggi menumbuhkan kesuksesan yang besar.” [Ali bin Abi Thalib]


Begitulah Ali, pemuda yang sangat disegani di antara sahabat Rasulullah saw. memahami arti cita-cita. Sebagai pemuda yang menopang beban masa depan bangsa, sebuah cita-cita menjadi satu terget khusus untuk masa depan yang semakin baik.Sejumlah cita-cita dan mimpi biasanya sudah tersusun rapi di kepala untuk siap direalisasikan. Akan tetapi, realitas kadang sangat berbeda dengan rancangan yang sudah disiapkan. Bahkan kadang melenceng dari yang sudah direncanakan atau malah tidak tercapai sama sekali. 



Seorang motivator bernama Dr. Denis Waitley pernah berkata, “Penyebab mengapa seseorang tidak pernah meraih cita-citanya adalah karena dia tidak mendefinisikannya, tidak mempelajarinya dan tidak pernah serius berkeyakinan bahwa cita-citanya tersebut dapat diraihnya." 

Cita-cita, sekalipun ia adalah hal abstrak, ia tetap harus direncanakan dengan sematang-matangnya, direka dengan sebaik-baiknya, dan diusahakan dengan usaha terbaik kita. Demikianlah sebuah cita-cita dapat dengan mudah diprediksi mulai dari saat kita memikirkan dan merencanakannya.

Memahami Diri, Merangkai  Mimpi

Kerap kali manusia lupa akan kapasitas dirinya, sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai bukan karena tidak mampu, melainkan karena tidak sesuai dengan kemampuan diri. Memahami potensi diri sebelum mencangangkan mimpi adalah cara terbijak untuk menempuh realisasi cita-cita.
             
Ketika kita sudah mengenal kapasitas diri, barulah canangkan cita-cita yang dapat mengoptimalkan potensi dan kemampuan kita. Hal ini dikarenakan cita-cita bukanlah untuk mengejar kebahagiaan semata, tapi juga untuk mengoptimalkan kemampuan dan passion yang kita punya.

Tuliskan Cita-Citamu!
             
Dalam ilmu psikologi dipercayai bahwa cita-cita yang dituliskan akan lebih mudah tercapai daripada cita-cita yang hanya diucapkan. Untuk itu, mulailah menuliskan cita-cita dalam sebuah buku khusus. Penulisan cita-cita juga harus direka dengan baik. Menuliskan cita-cita dengan spesifik dan nyata adalah cara terbaik mereka cita-cita.

Yakin, Ikhtiar, Doa
             
Sebelum berusaha merealisasikan cita-cita, keyakinan adalah titik awal yang mutlak harus ditempuh. Low of Attraction yang dikemukakan Rondha dalam The Secret menjadi satu syarat khusus agar cita-cita yang direka bisa terwujud dengan maksimal. Sebagai seorang Muslim, keyakinan dan usaha saja tidaklah cukup, menyempurnakan harapan dengan doa, niscaya menjadi cita-cita tak sekadar rekaan semata, tapi menjadi realita yang diberkahi-Nya.
             
Terakhir, mari tetapkan bahwa rencana adalah jembatan menuju cita-cita. Mereka-reka cita-cita dengan rencana adalah pijakan pertama menuju cita-cita. Putuskan cita-cita, tuliskan rencana, terus berikhtiar dan berdoa adalah cara terbaik menuju realisasi rekaan cita-cita yang Rabbani. Wallahu a’lam. (nir)

Tidak ada komentar: