Banyak
orang yang bilang sekarang adalah zaman edan. Karena begitu sering ditemukan
orang-orang yang merasa benar melakukan berbagai hal, tapi tidak benar di mata
Islam. Itulah salah satu penyebab hadirnya Islam, karena masih banyak terjadi
kejahiliyahan. Hal itupun menyadarkan kita akan pentingnya pendidikan, terutama
pendidikan ruhani yakni pendidikan Islam untuk memberikan Nur(cahaya) dalam
kehidupan.
Orang secerdas apapun, jika intensitas beribadah kepada
Allah kurang, maka akan terasa kering hatinya dan akan terasa hambar
kehidupannya. Jika hidup tak ada aturanpun, menyebabkan begitu besarnya tingkat
kebebasan, maka hancur sajalah negara itu. Indonesia adalah Negara gemah ripah
loh jinawe, negara yang paling kaya akan sumber daya alamnya. Tetapi jika para
penggunanya semena-mena, maka takkan dapat dirasakan kebermanfaatan sumber daya
alam tersebut. Bahkan bisa jadi, hanya akan menjadi pengguna sumber daya alam
yang ada, tidak bisa merawat dan melestarikan. Generasi-generasi yang seperti
itulah yang akan mudah diremehkan dan dicemooh orang. Oleh karena itu, perlu
ada Character Building (Pembangunan Karakter) pada diri manusia. Dalam Islam,
hal itu sangat penting. Karena akan menjadi pondasi atau dasar orang itu akan
menjadi apa nantinya.
Begitu
besar Allah memberikan nikmat kepada manusia dengan hal yang berbeda dengan
makhluk hidup lainnya, yakni akal. Manusia diminta untuk menjadi khalifah yang
bisa memimpin di bumi ini. Manusiapun diberikan keleluasaan untuk lebih kreatif
dalam mempergunakan segalanya yang ada di dunia. Sering kali mungkin kita
dengar, “Kita adalah pemimpin untuk diri kita sendiri”. Orang yang sejak kecil
dibiasakan hidup sederhana tentu akan berbeda dengan orang yang dibiasakan sejak
kecil dengan kemewahan, apapun serba ada dan serba mudah. Orang yang terdidik dalam
kesederhanaan tentunya akan menjadi orang yang mandiri, sehingga mudah bersaing
dimasyarakat, sedangkan orang yang terdidik dengan berbagai kemewahan dan
kekayaan orang tuanya akan membuat orang itu manja dan tidak terlalu berani
untuk bersaing dimasyarakat sendiri tanpa orang tuanya.
Begitu banyak pengaruh-pengaruh karakter seseorang, dan
pengaruh yang pertama itu timbul dari keluarga. Kalau keluarga tersebut
mendidiknya dengan dipenuhi kebebasan, maka orang itu akan sulit untuk mematuhi
peraturan-peraturan yang ada dimasyarakat. Tetapi jika keluarganya mendidik
orang itu untuk harus selalu disiplin, maka orang itu akan sangat menghargai
waktu dan berusaha untuk mematuhi peraturan-peraturan yang ada. Tentunya kita
tahu, pengaruh pendidikan karakter dalam keluarga adalah menjadi pendidikan
dasar dalam diri kita.
Rasulullah bersabda, “ Taqwalah kepada Allah di mana saja
engkau berada, dan ikutilah segera perbuatan jahat dengan kebaikan, karena ia
akan menghapuskannya, dan bergaullah sesama manusia dengan budi pekerti yang
baik”(HR.Tirmidzi). Karakter yang ada pada kita, akan terus melekat pada diri
kita. Sabda Rasulullah di atas adalah tuntunan, petunjuk atas apa yang kita
lakukan. Jika kita khilaf melakukan kejahatan, maka ikutilah dengan kebaikan
karena kebaikan itu akan menghapus perbuatan jahat yang kita lakukan.
Islam mengajarkan kita berbagai hal, mulai cara makan,
minun, bahwa kita harus duduk karena ada sfringer yang dapat menyaring debu
yang menempel pada makanan dan minuman yang kita konsumsi. Islampun mengajarkan
kita untuk berpakaian yang baik, terutama muslimah hendaknya berhijab hingga
menutupi dada dan tubuh agar tidak diganggu orang, tercantum dalam Al Qur’an
Surat Al Ahzab:59. Kemudian dalam Al Qur’an surat An Nur: 30-31, Allah
memerintahkan kepada muslim laki-laki dan perempuan untuk menundukkan
pandangan, agar bisa menjaga hati dan pikiran kita, karena kalau hati dan
pikiran kita tidak terjaga, rusaklah seluruh tubuh kita.
Rasulullah SAW bersabda, “ Barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau ia diam,
dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah
menhormati tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari
Akhir, maka hendaklah menghormati tamunya”(HR.Bukhari dan Muslim). Begitu
banyak peringatan-peringatan Allah melalui Rasul-Nya, lisan adalah hal yang
harus dijaga, namun kita sadari itu adalah hal yang paling sulit, maka Allah
memberikan opsi lain untuk lebih baik diam dari pada berbicara yang tidak ada
manfaatnya.
Seorang bijak berkata, “ Amatilah pikiranmu, karena akan
menjadi ucapanmu, amatilah ucapanmu karena akan menjadi tindakanmu, amatilah
tindakanmu, karena akan menjadi kebisaaanmu, amatilah kebisaaanmu, karena akan
menjadi karaktermu, amatilah karaktermu, karena akan menjadi nasibmu”. Berawal
dari pikiran yang harus kita jaga dengan berpikir positif dalam setiap hal yang
kita alami, jika Allah menguji, kita pasti berpikir bahwa akan ada banyak
hikmah setelah itu. Kemudian berlanjut dengan ucapan yang kita utarakan,
seperti penjelasan sebelumnya yang menyatakan berkata yang baik atau diam,
karena ada hadist yang mengingatkan kita, Mu’adz bin Jabal berkata: “Wahai
Rasulullah, apakah kami dihisab atas apa yang kami katakan?” Maka beliau
bersabda: “Celakalah engkau, tidaklah kebanyakan manusia itu terjerumus ke
neraka disebabkan oleh wajah-wajah mereka atau simpanan mereka melainkan lisan
mereka”(HR.Imam Tirmidzi). Semua itu jelas sangat menyadarkan kita bahwa
pentingnya menjaga lisan, karena banyak manusia yang masuk neraka hanya karena
lisan. Setelah itu, ucapan akan menjadi tindakan. Tindakanlah yang kemudian akan
menjadi karakter sebagai cerminan diri kita dimasyarakat. Masyarakat mengenal
kita dari kebisaaan-kebisaaan yang kita lakukan.
Pengaruh
selanjutnya adalah dari lingkungan, mulai dari lingkungan pergaulan dengan
teman-teman, merekalah yang kemudian akan cukup besar juga mewarnai diri kita. Sering
juga kita mendengar bahwa siapa yang bermain dengan tukang minyak wangi, maka
dia akan ikut wangi. Kalau kita tidak kuat prinsip-prinsip dalam beragama, maka
jika kita bergaul dengan teman-teman yang bisa membawa dampak tidak baik pada
kita, kitapun akan menjadi tidak baik. Oleh karena itu, perlunya ada penguatan
setiap pekan dalam lingkaran-lingkaran majlis ilmu. Mulai dari
penguatan-penguatan ruhani dan berbagai ilmu pengetahuan yang bisa kita
dapatkan dalam majlis ilmu tersebut, dan memang sudah seharusnya kita bisa
menjaga prinsip-prinsip kita itu yakni bergaul tapi tidak melebur. Itulah yang
akan membedakan kita dengan yang lainnya. Islampun merindukan karakter-karakter
para pemuda intelektual pembangun bangsa yang juga bisa mencetak
generasi-generasi yang lebih berkualitas untuk membuat kemajuan dan mensyiarkan
Islam. Karena para pemuda bangsa adalah pewaris masa depan , maka dari itu
harus dipersiapkan agar terarah dan terpimpin dalam menjalankan berbagai amanah
yang diemban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar