Minggu, 27 Mei 2012

KONTROVERSI KONSER LADY GAGA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER PEMUDA MUSLIM INDONESIA


Oleh: Dian Septi Handayani

            Berbagai media cetak maupun elektronik di tanah air kini tengah dihebohkan dengan berita dari penyanyi nyentrik “Lady Gaga” terkait isu akan dibatalkannya konser yang akan diadakan Juni mendatang. Hal ini disampaikan langsung oleh pihak kepolisian atas pertimbangan dari banyak pihak yang merasa bahwa kedatangan Lady Gaga ke Indonesia akan membawa dampak buruk bagi generasi muda Indonesia terutama dalam hal moral. Sebab, Lady Gaga dianggap terlalu mengagung-agungkan kebebasan dan gaya hidup glamor yang dikhawatirkan akan ditiru oleh banyak anak muda di tanah air. Beberapa minggu yang lalu, Indonesia juga baru saja menerima tamu dari negeri ginseng “Korea” melalui kedatangan Super Junior (Suju) yang disambut dengan sangat antusias oleh para ELF (sebutan bagi penggemar Suju) diseluruh pelosok Indonesia. Para fans terutama dari kalangan remaja tak segan-segan merogoh kocek yang lumayan besar untuk menyaksikan konser 2,5 jam tersebut.
            Berkaca pada apa yang dilakukan generasi muda saat ini, pemerintah Indonesia saat ini sedang menggalakkan program pendidikan karakter. Hal ini dilakukan dalam upaya mendekatkan kembali jati diri bangsa yang mulai luntur dalam jiwa-jiwa muda Indonesia. Pemuda pemudi bangsa kini lebih bangga menggunakan produk-produk luar negeri dan menjadikan mereka sebagai panutan baik dalam fashion, gaya hidup maupun perilakunya. Lalu, bagaimana pandangan Islam terhadap hal ini? Bagaimana pula pendidikan karakter dilihat dari sudut pandang Islam? Apakah cukup relevan dengan kondisi umat Islam di Indonesia saat ini serta mengapa pendidikan karakter Islam dianggap menjadi hal yang penting untuk kemajuan sebuah bangsa?
Mengutip perkataan bijak seseorang bahwa “Esensi penting dari pendidikan adalah berbagi pada sesama.” Maka, sedikit apapun ilmu yang kita miliki tak akan berguna jika tidak ada pengamalan terhadap ilmu yang dimiliki. Rasulullah Sholallahu alaihi wassalam pun menyampaikan dalam haditsnya, “Sampaikanlah walau satu ayat.” Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sebagai makhluk yang diberikan akal dan pikiran. Dalam pendidikan terdapat proses belajar yang akan terus berlangsung seumur hidup. Artinya, manusia akan selalu meng-update ilmu yang dimilikinya selama ia hidup.
Istilah karakter sendiri berasal dari bahasa Latin “charakter”, yang antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak (Oxford). Sedangkan secara istilah, karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Sedangkan dalam Islam, karakter lebih dikenal dengan istilah akhlak, dimana akhlak dibagi dibedakan menjadi 2 yaitu akhlakul karimah (akhlak terpuji) dan akhlakul mazmumah (akhlak tercela). Akhlak dianggap sebagai hal paling penting untuk dimiliki oleh umat Islam sebab menjadi penentu.
Pendidikan karakter dalam pandangan Islam sejatinya merupakan refleksi dari masyarakat Madani, yakni masyarakat yang menjunjung tinggi adab, sopan santun dan ketaatan pada peraturan. Masyarakat madani terbentuk dari keluarga yang mementingkan penanaman akhlak kepada anak-anaknya. Sebagaimana kita tahu bahwa peran Ibu sebagai sekolah pertama bagi anak-anaknya. Ibu berperan besar terhadap pendidikan karakter (akhlak) bagi anak-anaknya sebelum kemudian bersosialisasi di lingkungan masyarakat. Ibu juga yang mengenalkan dunia Islam pertama kali dan menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Contoh dari hasil pendidikan karakter yang baik telah diberikan kepada sosok panutan kita Baginda Rasulullah SAW. Dimana dalam diri beliau telah terdapat suri tauladan yang baik. Pendidikan karakter dalam diri Rasulullah mendapatkan bimbingan langsung dari Allah SWT. Sehingga setiap perilaku dan ucapan beliau telah terjaga dari hal-hal buruk agar dapat dijadikan teladan oleh kita sebagai umatnya.
Fenomena Lady Gaga atau pun Super Junior hanyalah sebagian kecil dari banyaknya kaum muda di Indonesia yang mayoritas Muslim, yang begitu mengidolakan sosok-sosok tersebut sebagai panutannya baik dalam hal berpakaian, berperilaku, hingga mengikuti sebagian besar gaya hidup idola mereka. Padahal sosok idola mereka tersebut hanyalah manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan disisi lain kehidupannya. Berbeda hal jika mengidolakan Rasulullah yang dapat dijadikan teladan dalam semua sendi kehidupannya. Maka, berapa banyak pemuda muslim saat ini yang mengidolakan sosok Rasulullah SAW atau berapa banyak yang mengenal sosok beliau baik sebagai pemimpin negara, suami, ayah dan pengusaha sukses. Tentunya hal inilah yang sangat kita khawatirkan saat ini. Pemuda Muslim Indonesia yang semakin jauh dari nilai-nilai islam yang luhur.
Berdasarkan keadaan pemuda muslim Indonesia saat ini, penulis mengambil beberapa kesimpulan terkait alasan pentingnya pendidikan karakter, diantaranya sebagai berikut: 

  • Pendidikan karakter merupakan identitas bangsa
Suatu bangsa terlihat baik dilihat dari kondisi pemudanya. Dengan adanya karakter yang kuat dalam diri pemuda dapat menjadi identitas bangsa Indonesia. Dimana terdapat jiwa yang kuat, disiplin, pekerja keras, kreatif dan menjunjung tinggi kejujuran.
  • Pendidikan karakter dapat digunakan sebagai simbol dari nasionalisme dan jati diri bangsa
Karakter dari setiap bangsa tentu berbeda. Penanaman karakter yang kuat dalam masyarakat dapat digunakan sebagai simbol nasionalisme (kecintaan terhadap tanah air) dan jati diri bangsa Indonesia

  • Pendidikan karakter yang baik turut menunjang kemajuan bangsa
Karakter yang tertanam baik dari setiap warga Indonesia khususnya para pemuda akan turut menunjang kemajuan suatu bangsa. Misalnya penanaman karakter kepemimpinan yang baik dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin yang baik di masa depan bagi bangsa tersebut.

  • Pendidikan karakter dapat menghindarkan diri dari berbagai pengaruh buruk luar
Apabila pendidikan karakter yang baik telah tertanam kuat dalam diri seseorang, hal tersebut dapat dijadikan imun (daya tahan tubuh) untuk menangkal berbagai pengaruh buruk dari luar. Pengaruh yang buruk dapat berasal dari lingkungan, teman maupun pergaulan di masyarakat. Pengaruh buruk lainnya dapat pula memungkinkan berasal dari luar negeri seperti halnya yang terjadi saat ini. Pemuda Indonesia yang banyak meniru gaya hidup barat yang memiliki kecenderungan negatif.

Tidak ada komentar: