Oleh:
Euis Latifah (FIP 2012)
Mugi adalah salah seorang siswi di salah
satu SMK Negeri di Jakarta. Ketika itu, Mugi sudah berada di kelas tiga SMK.
Ujian kelulusan tinggal beberapa bulan lagi, semua siswa kelas tiga sedang
gencarnya-gencarnya belajar, mulai dari pendalaman materi di sekolah hingga
ikut les dan bimbingan belajar lainnya. Namun, Mugi merupakan siswa yang kurang
mampu secara finansial, ditambah lagi ia juga merasa bahwa kemampuan
akademiknya tidaklah begitu bagus. Melihat teman-tamannya yang prestasinya
telah meningkat karena mengikuti berbagai bimbingan belajar, Mugi merasa iri
dan rendah diri terhadap kemampuannya. Akibat dari sikap pesimisnya tersebut,
nilai-nilai ujian Mugi pun mengalami penurunan. Hal ini membuat Mugi semakin
tertekan dan putus asa. Namun, Allah memberikan petunjuknya pada Mugi. Di
tengah keputusasaannya, datanglah teman Mugi yang memberikan motivasi pada
Mugi. Temannya berkata bahwa keberhasilan pada ujian bukan hanya ditentukan
oleh ikut atau tidaknya pada tempat bimbingan belajar, tetapi sejauh mana kita
mau belajar dengan tekun, selalu berdoa dan tawakal pada Allah.
Akhirnya, Mugi berusaha keras untuk
selalu belajar dengan tekun dan berdoa. Ia selalu belajar setiap hari, dimana
pun dan kapanpun. Selain itu, ia tidak
pernah ketinggalan untuk shalat dan berdoa, shalat tahajud, puasa, dan berdoa
setiap memulai kegiatannya. Setelah menjalani berikhtiar dan berdoa, Mugi
merasa bahwa hatinya lebih tenang dan ia lebih termotivasi untuk menghadapi
kehidupannya, ia tidak lagi merasa rendah diri dan putus asa. Kini yang ada di benaknya
hanyalah berusaha dan berdoa saja.
Akhirnya, hari ujian pun tiba, seperti
biasa, sebelum melakukan ujian Mugi pun selalu berdo’a dan mengharapkan hasil
yang optimal terhadap nilai ujiannya. Berdoa dan berdoa, itu yang terus ia
lakukan selama masa menunggu pengumuman kelulusan. Dan saat pengumuman
kelulusan itu dikumandangkan juga, sungguh hasil yang luar biasa, Mugi
dinyatakan lulus dengan nilai ujian yang sangat memuaskan, salah satunya yaitu,
berhasilnya ia memperoleh nilai ujian 100 untuk mata pelajaran matematika, pada
hal Mugi dulunya kurang mampu dalam mata pelajaran tersebut. Sungguh keajaiban
do’a, segala sesuatu yang dikerjakan dengan kerja keras dan diiringi do’a merupakan
sesuatu yang tentunya akan sukses. Ingatlah kawan, usaha tanpa do’a bagaikan
melukis diatas air, do’a adalah pelumas tercapainya keberhasilan usaha kita.
Manusia itu hanya mampu berusaha dan bekerja keras, sedangkan Allah lah yang
menentukan apakah usaha itu akan berhasil atau tidak. Karena itu, berusaha dan
berdoa lah agar semua usahamu mendapatkan hasil yang optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar